Saturday, February 6, 2016

Survei : Masyarakat Masih Suka Figur Militer




Jakarta - Belum setengah periode pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla memerintah negeri ini, namun pembicaraan seputar siapa calon pemimpin berikutya sudah mulai ramai diulas oleh para lembaga survei.

Salahsatunya, Lembaga Survei Segitiga Institute yang dalam survei terbarunya menyebutkan, bahwa untuk kepemimpinan mendatang, mayoritas rakyat Indonesia menginginkan seorang pemimpin yang berasal dari kalangan militer.

"Ternyata meski sudah satu tahun Pemerintah Jokowi-JK ini sudah berjalan. Publik masih suka figur militer. Mereka tidak lupa dengan figur-figur berlatar belakang militer," kata Direktur Eksekutif Segitiga Institute, Muhammad Sukron, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/1/2016).

Dalam survei tersebut, sekitar 40,5 persen menghendaki presiden di tahun 2019-2024 yang akan datang diambil alih kembali oleh seseorang yang berlatar belakang TNI.

Sementara itu, 21,4 persen publik menghendaki capres berlatarbelakang sipil dan 27,3 persen tidak lagi mempersoalkan sipil maupun militer. Sedangkan 10,8 persen menjawab tidak tahu.

"Data yang kami dapat dari nama-nama petinggi TNI yang dicantumkan kepada responden, pilihan tertinggi jatuh pada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo," ujar Sukron.

Dipaparkan dia, perolehan angka Gatot mencapai 35,9 persen, lalu Djoko Suyanto 27,4 persen, yang ketiga ditempati Moeldoko 22,6 persen dan Agus Suhartono 14,1 persen.

Survei ini digelar pada tanggal 4 Januari sampai dengan 15 Januari 2016 di 34 provinsi yang ada di seluruh Indonesia.

Populasi survei ini adalah seluruh calon pemilih dalam Pemilu 2019 atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.

Sementara itu, jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 1.225 responden, yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara  berjenjang atau multistage random sampling.

Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen, dengan margin of error plus minus 2,8 persen.

Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden dengan pedoman kuesioner.

Untuk diketahui, Segitiga Institut merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dan konsen dengan isu-isu publik, terutama konsolidasi demokrasi.

Sumber : Liputan6.com

No comments:

Post a Comment