Sunday, February 14, 2016

CIA Mulai Kehilanagn Taringnya?


https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/24/Allen_Pope.jpg/300px-Allen_Pope.jpg
Foto Allen Pope (wikipedia)  

Amerika Serikat adalah Negara yang besar. Amerika mempunyai kekuatan untuk mengendalikan dunia pada masanya. Bahkan ketika masih kecil, saya sering menyanyikan lagu anak-anak, yang salah satu liriknya " Amrik negeri Paman Sam (katanya.. katanya..) , Super power namanya (katanya.. katanya..) , Challenger pesawatnya (wow.. wow..) , Si Rambo jagoannya. Siapapun pasti tahu negara Adidaya tersebut.

Kekuatan militer Amerika menjadi momok yang menakutkan bagi banyak negara, ditopang dengan kemampuan intelejen yang mumpuni menjadikan Amerika tak ada lawan di beberapa dekade terakhir. Buktinya mereka menang di Perang Dunia  II. Jepang dibuat tak berkutik oleh negara pemenang Perang Dunia II itu.

Seiring dengan pekembangan jaman , intelejen menjadi sejata utama Amerika dalam "menstabilkan" dunia. Contoh paling dekat adalah ketika seorang agen CIA tertangkap dalam pemberontakan terhadap NKRI di Sulawesi. Kala itu NKRI dapat untung besar. Pengembalian sang agen harus dibayar mahal dengan Hercules. 

CIA berhasil "menstabilkan" negara-negara di Asia. Tapi kemampuan CIA mulai dipertanyakan di Timur Tengah. Amerika harus menurunkan militernya di Irak (1991) , Balkan (1990) , Somalia (1992-1993) ,  Afghanistan (2001) , Libya (2011)  dan yang terakhir Suriah (2011). 

Perang membutuhkan dana yang sangat besar, bahkan Amerika pun hampir bangkrut ketika memerangi Taliban di Afganistan. Disini akan lebih mudah dan murah menggunakan intelejen seperti CIA untuk menghancurkan pihak-pihak yang di anggap musuh Amerika dan mengganggu kestabilan dunia. 

Jika militer Amerika akhir dekade ini sering turun gunung, mungkinkah itu membuktikan bahwa intelejen Paman Sam mulai kehilangan taringnya?

Just IMHO. Dian Eko Santoso.

No comments:

Post a Comment