Saturday, February 13, 2016

Koarmabar Latihan Taklukkan Perompak Laut di Perbatasan Indonesia-Singapura


DISPEN KORMAR TNI AL Para prajurit marinir TNI AL lomba berenang dalam rangka ulang tahun ke-53 Brigif-1 Marinir yang digelar di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Rabu (13/1/2016).

JAKARTA, Perbatasan antara Indonesia dengan Singapura cukup rentan akan persoalan gangguan keamanan.

Oleh sebab itu, Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Singapura dari Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) menggelar latihan di perairan perbatasan itu, tepatnya di Selat Singapura dan Selat Philips.

Latihan yang digelar bertujuan meningkatkan kemampuan prajurit TNI yang berjaga di perbatasan laut tersebut dilaksanakan sejak 9 Februari 2016 lalu hingga dua pekan mendatang.

"Pelatihan ini untuk mewujudkan keamanan di wilayah laut Indonesia yang berbatasan dengan Singapura untuk mencegah dan menindak pelaku tindakan ilegal dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP)," ujar Panglima Armabar Laksamana Muda TNI A. Taufiq R melalui siaran pers, Jumat (12/2/2016).

Latihan diikuti sebanyak 390 personel TNI AL. Sebanyak empat kapal perang Indonesia (KRI) diikutkan dalam latihan itu. Antara lain satu KRI jenis penyapu ranjau, dua KRI jenis kapal cepat rudal, satu KRI patroli cepat dan sea rider.

Skenario Latihan

Kapal tangker MT Alpha bermuatan bahan bakar tengah berlayar di Selat Philips. Tiga kapal cepat kemudian mendekati kapal itu. Tiga orang bersenjata dan berpakaian hitam naik ke kapal tangker.

Salah seorang di antaranya menodongkan senjatanya ke perwira jaga dan meminta uang. Dalam waktu 30 menit, muncul dua kapal tangker, yakni MT Bravo dan MT Charli. Dua kapal itu menempel di lambung kanan kapal tangker MT Alpha. Para perompak pun memindahkan muatan MT Alpha ke kedua kapal tanker itu.

Setelah selesai, para perompak meninggalkan kapal tangker menggunakan kapal cepat menuju Batam dengan membawa dua ponsel serta uang nahkoda sejumlah 2.000 dolar Singapura.

Adapun, dua kapal tangker yang penuh muatan bahan bakar hasil rampokan dibawa ke perairan lain untuk dipindahkan kembali ke kapal milik perompak. Usai ditinggal para perompak, ABK MT Alpha korban perampokan lalu menyalakan 'distress signal'.

Sinyal itu ditangkap Gugus Keamanan Laut Koarmabar (Guskamlaarmabar). Mereka pun menggerakkan Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Singapura dengan KRI Siwar-646 dari Komando Armada RI Kawasan Barat menuju sinyal itu.

Selain itu, tim Lantamal IV dan Lanal Batam dengan menggunakan sea rider dan combat boat, melaksanakan penyekatan di perairan utara Batam untuk mengantisipasi kedatangan perompak. Benar saja, tim utama yang mendatangi kapal MT Alpha berhasil menghadang dua kapal bermuatan bahan bakar curian dan menyitanya.

Sementara, di sisi lain ada nelayan menginformasikan sebuah speed boat melintasi teluk menuju Batam. Tim penyisir Lantamal IV dan Lanal Batam pun bergerak ke lokasi yang dimaksud dan pada akhirnya para perompak berhasil dilumpuhkan. 
Sumber :
  KOMPAS.com



























No comments:

Post a Comment