Pertemuan sejumlah
negara besar dunia tentang Suriah sepakat untuk mengupayakan
'penghentian permusuhan' dalam tempo sepekan, kata Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat John Kerry.
Namun dikatakannya, gencatan senjata
itu tidak berlaku untuk pertempuran melawan kelompok jihad yang
menamakan diri Islam Negeri atau ISIS, dan kelompok terkait AL Qaida,
Front al-Nusra.
Dia juga mengatakan, negara-negara sekutu itu sepakat untuk langsung
mempercepat dan memperluas pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pengumuman ini berlangsung saat tentara Suriah, yang didukung oleh serangan udara Rusia, terus mendekati provinsi Aleppo.
Ofensif militer ini mengancam puluhan ribu warga sipil di
bagian yang dikuasai pemberontak di Aleppo.
John Kerry
mengakui rencana gencatan senjata itu "ambisius" dan mengatakan ujian
sesungguhnya adalah apakah pihak-pihak yang terlibat bisa menghormati
komitmennya.
"Apa yang kita punya adalah kata-kata di atas kertas,
sedangkan apa yang kita butuhkan dalam beberapa hari ke depan adalah
penerapannya di lapangan," katanya.
Sebuah
satuan tugas PBB akan dibentuk untuk menjamin akses bantuan kemanusiaan ke semua pihak, Kerry menambahkan.
Saat
mengumumkan hal itu, Kerry didampingi mitranya dari Rusia Sergei Lavrov
dan utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura.
Lavrov mengatakan ada "alasan untuk berharap, bahwa kita telah mengambil langkah besar hari ini."
Pada konferensi pers, Kerry menyentil bahwa serangan-serangan Rusia
lebih menyasar pasukan oposisi, bukan teroris seperti yang disebutkan Moskow.
Tapi
kedua pihak sepakat bahwa pembicaraan damai yang melibatkan pemerintah
Suriah dan kelompok-kelompok pemberontak harus segera dilangsungkan lagi
secepatnya.
Sumber : BBC.com
No comments:
Post a Comment