LATAKIA
- Dua pesawat kargo milik Rusia, Il-76, mengirimkan beberapa 50 metrik
ton bantuan kemanusiaan Rusia untuk warga Suriah yang dilanda konflik.
Rusia memberikan bantuan kemanusiaan tersebut ke sejumlah wilayah yang
diblokade oleh ISIS dan kelompok militan.
Dikutip dari Sputniknews, Kamis (11/2/2016), kargo bantuan kemanusiaan itu termasuk makanan, obat-obatan, pakaian, perlengkapan sekolah, serta mainan dan sejumlah kebutuhan untuk anak-anak. Sebelumnya, kargo bantuan kemanusiaan yang dihimpun bersama Rusia dan Suriah telah di terbangkan ke kota Deir el-Zour yang dikepung oleh ISIS.
Menurut Siege Watch, sebuah kelompok bantuan yang berbasis di PAX Belanda dan Suriah Institute yang berbasis di Washington, ada lebih dari 1 juta warga Suriah terkepung di berbagai lokasi di negara tersebut.
Suriah telah terperosok dalam perang saudara sejak 2011, dengan pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Bashar Assad memerangi sejumlah faksi oposisi dan kelompok-kelompok ekstremis, seperti ISIS.
Rusia sendiri turut serta dalam konflik tersebut atas permintaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, pada akhir September tahun lalu.
Assad meminta bantuan setelah koalisi internasional pimpinan AS meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah sejak September 2014, tanpa persetujuan dari Damaskus atau PBB.
Dikutip dari Sputniknews, Kamis (11/2/2016), kargo bantuan kemanusiaan itu termasuk makanan, obat-obatan, pakaian, perlengkapan sekolah, serta mainan dan sejumlah kebutuhan untuk anak-anak. Sebelumnya, kargo bantuan kemanusiaan yang dihimpun bersama Rusia dan Suriah telah di terbangkan ke kota Deir el-Zour yang dikepung oleh ISIS.
Menurut Siege Watch, sebuah kelompok bantuan yang berbasis di PAX Belanda dan Suriah Institute yang berbasis di Washington, ada lebih dari 1 juta warga Suriah terkepung di berbagai lokasi di negara tersebut.
Suriah telah terperosok dalam perang saudara sejak 2011, dengan pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Bashar Assad memerangi sejumlah faksi oposisi dan kelompok-kelompok ekstremis, seperti ISIS.
Rusia sendiri turut serta dalam konflik tersebut atas permintaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, pada akhir September tahun lalu.
Assad meminta bantuan setelah koalisi internasional pimpinan AS meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah sejak September 2014, tanpa persetujuan dari Damaskus atau PBB.
(ian) Sumber : Sindonews.com
No comments:
Post a Comment