Anggota TNI AL memantau penenggelaman kapal milik nelayan asing di
Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2014). Sebanyak tiga kapal
Vietnam yang ditangkap TNI AL ditenggelamkan sebagai sikap tegas
pemerintah Indonesia terhadap aksi pencurian ikan yang merugikan negara
hingga Rp 300 triliun per tahun.
JAKARTA, Kapal TNI Angkatan Laut (KAL) Viper menyergap kapal ikan asing
berbendera Malaysia di perairan Selat Malaka, akhir pekan lalu. Di dalam
kapal itu, TNI menemukan seorang anak buah kapal (ABK) sudah dalam
keadaan meninggal dunia.
Dalam siaran pers dari Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Senin (15/2/2016), penyergapan itu dilakukan saat TNI AL tengah berpatroli di bawah kendali operasi Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Sempat terjadi perlawanan dari kapal yang diduga tengah menjaring ikan di perairan Indonesia.
"Saat hendak ditangkap, nelayan pencuri ikan itu berupaya melarikan diri dengan menabrak KAL Viper sehingga dilepaskan tembakan peringatan," ujar Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Ariris Miftachurrahman.
Mendengar suara tembakan, kapal dari Malaysia berjenis KHF 6515 itu justru menambah kecepatan. Kapal TNI langsung mengarahkan tembakan ke lambung kapal itu hingga akhirnya mereka menyerah.
"Saat diperiksa di dalam, seorang ABK di kapal itu ditemukan meninggal dunia. Selanjutnya kapal, ABK yang hidup beserta ikan hasil tangkapan dikawal menuju Lantamal I Belawan," lanjut Ariris.
Di Belawan, Kapal TNI menyerahkan berita acara pemeriksaan beserta barang bukti kapal dan 2 ton ikan ke Bakamla. Adapun, jenazah ABK dibawa ke Rumah Sakit di Medan untuk disemayamkan. Belum diketahui pasti apa penyebab meninggalnya ABK itu.
Rencananya, perwakilan dari perusahaan penangkap ikan di Malaysia akan datang ke Belawan untuk mengecek ABK meninggal dunia untuk selanjutnya dikremasi dan abunya diserahkan ke keluarga di Malaysia.
Dalam siaran pers dari Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Senin (15/2/2016), penyergapan itu dilakukan saat TNI AL tengah berpatroli di bawah kendali operasi Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Sempat terjadi perlawanan dari kapal yang diduga tengah menjaring ikan di perairan Indonesia.
"Saat hendak ditangkap, nelayan pencuri ikan itu berupaya melarikan diri dengan menabrak KAL Viper sehingga dilepaskan tembakan peringatan," ujar Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Ariris Miftachurrahman.
Mendengar suara tembakan, kapal dari Malaysia berjenis KHF 6515 itu justru menambah kecepatan. Kapal TNI langsung mengarahkan tembakan ke lambung kapal itu hingga akhirnya mereka menyerah.
"Saat diperiksa di dalam, seorang ABK di kapal itu ditemukan meninggal dunia. Selanjutnya kapal, ABK yang hidup beserta ikan hasil tangkapan dikawal menuju Lantamal I Belawan," lanjut Ariris.
Di Belawan, Kapal TNI menyerahkan berita acara pemeriksaan beserta barang bukti kapal dan 2 ton ikan ke Bakamla. Adapun, jenazah ABK dibawa ke Rumah Sakit di Medan untuk disemayamkan. Belum diketahui pasti apa penyebab meninggalnya ABK itu.
Rencananya, perwakilan dari perusahaan penangkap ikan di Malaysia akan datang ke Belawan untuk mengecek ABK meninggal dunia untuk selanjutnya dikremasi dan abunya diserahkan ke keluarga di Malaysia.
Sumber : KOMPAS.com
Penulis | : Fabian Januarius Kuwado | ||||
Editor | : Sabrina Asril |
No comments:
Post a Comment