MOSKOW - NATO
disebut menggunakan Rusia untuk bisa mengajak, atau lebih tepatnya
memaksa Swedia untuk bergabung dengan mereka. NATO menggunakan laporan
bahwa Rusia diduga kuat sedang merencanakan serangan nuklir terhadap
Swedia, untuk mengajak negara Skandinavia itu bergabung.
Berdasarkan laporan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang dirilis pada akhir Januari lalu, disebutkan bahwa selama tiga tahun terakhir Rusia telah melakukan setidaknya 18 kali latihan dalam skala besar. Beberapa di antaranya termasuk simulasi serangan nuklir pada sekutu NATO, termasuk Swedia.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexei Meshkov, NATO benar-benar mencoba membangkitkan ketakutan terhadap Rusia di Swedia melalui laporan tersebut. Ini dimaksudkan untuk perlahan-lahan memaksa Swedia bergabung dengan mereka, dengan alasan NATO dapat membantu Swedia menghadapi ancaman yang ditimbulkan Rusia.
"Perdebatan yang sangat panas saat ini terjadi di Swedia mengenai sikap netral mereka, dan ada kekuatan lain yang mencoba untuk membawa Swedia ke dalam NATO. Salah satunya 'hal-hal menakutkan' yang disebutkan dalam laporan NATO, yakni dugaan latihan nuklir Rusia," kata Meshkov.
"Hanya ada satu alasan mengapa ini dilakukan, yaitu untuk mencoba untuk meningkatkan pengembangan Russophobia dan menyebarkan ketakutan di tengah masyarakat Swedia melalui sebuah opini, dengan tujuan untuk mencoba dan menarik Swedia dalam Aliansi," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (8/2).
Meshkov menyakinkan bahwa pihaknya sangat mematuhi apa yang disebut jaminan keamanan negatif. Dimana dalam hal itu ditetapkan bahwa negara-negara yang memiliki teknologi nuklir dilarang menggunakannya untuk menyerang atau mengancam negara-negara non-nuklir yang tidak memiliki hubungan kontraktual yang relevan dengan negara-negara pemilik teknologi nuklir.
Dalam hal ini, Swedia adalah salah satu negara yang tidak mengembankan, baik teknologi ataupun senjata nuklir. "Sehingga spekulasi mengenai penggunaan senjata nuklir terhadap Swedia adalah omong kosong belaka," pungkasnya.
Berdasarkan laporan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang dirilis pada akhir Januari lalu, disebutkan bahwa selama tiga tahun terakhir Rusia telah melakukan setidaknya 18 kali latihan dalam skala besar. Beberapa di antaranya termasuk simulasi serangan nuklir pada sekutu NATO, termasuk Swedia.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexei Meshkov, NATO benar-benar mencoba membangkitkan ketakutan terhadap Rusia di Swedia melalui laporan tersebut. Ini dimaksudkan untuk perlahan-lahan memaksa Swedia bergabung dengan mereka, dengan alasan NATO dapat membantu Swedia menghadapi ancaman yang ditimbulkan Rusia.
"Perdebatan yang sangat panas saat ini terjadi di Swedia mengenai sikap netral mereka, dan ada kekuatan lain yang mencoba untuk membawa Swedia ke dalam NATO. Salah satunya 'hal-hal menakutkan' yang disebutkan dalam laporan NATO, yakni dugaan latihan nuklir Rusia," kata Meshkov.
"Hanya ada satu alasan mengapa ini dilakukan, yaitu untuk mencoba untuk meningkatkan pengembangan Russophobia dan menyebarkan ketakutan di tengah masyarakat Swedia melalui sebuah opini, dengan tujuan untuk mencoba dan menarik Swedia dalam Aliansi," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (8/2).
Meshkov menyakinkan bahwa pihaknya sangat mematuhi apa yang disebut jaminan keamanan negatif. Dimana dalam hal itu ditetapkan bahwa negara-negara yang memiliki teknologi nuklir dilarang menggunakannya untuk menyerang atau mengancam negara-negara non-nuklir yang tidak memiliki hubungan kontraktual yang relevan dengan negara-negara pemilik teknologi nuklir.
Dalam hal ini, Swedia adalah salah satu negara yang tidak mengembankan, baik teknologi ataupun senjata nuklir. "Sehingga spekulasi mengenai penggunaan senjata nuklir terhadap Swedia adalah omong kosong belaka," pungkasnya.
(esn) Sumber : sindonews.com
No comments:
Post a Comment