Sebuah pesawat
tanpa awak jatuh di Menara BCA Thamrin pada tanggal 20 Juli 2015 sekitar pukul
19.00 WIB. Drone tersebut dibawa sekuriti ke Polsek Menteng. Jenis drone ini
adalah Phantom 2, berdasarkan berita dari detik com. Nah yang bikin menganga
adalah ketika hasil rekamannya di buka, isinya gedung-gedung yang termasuk
obyek vital di wilayah Thamrin.
Pemilik drone ini
adalah yang berinisial OX mengambil drone miliknya ke kantor kepolisian Menteng
tanggal 30 Juli 2015. OX berkilah menggunakan Drone tersebut sebagai hobby,
masih dari sumber detik com.
Yang menjadi pertanyaan adalah Siapa kah OX tersebut? Dan motif
apa dibalik pengoperasian drone tersebut di wilayah Thamrin?
Ketika inisial OX disebutkan, saya mencoba menebak-nebak nama nya
yang sebenarnya, Om Xtrada (piss Bung Xtrada kalau baca, haha), omar xatria,
atau odang xavier? Atau prof Xavier? Rasanya kok sulit menemukan nama Indonesia
dari inisilal OX ini, dengan kata lain adalah kemungkinan OX ini orang luar
negeri.
Motif yang di sebutkan dalam berita adalah “hobby” baru OX. Dalam
rekaman tersebut juga terdapat rekaman wilayah pantai. Penafsiran saya,
penafsiran lho ya.. bisa salah.. tapi juga bisa benar.. pantai yang dimaksud
adalah pantai di Indonesia. Lalu apa yang janggal?
Pertama, Orang luar negeri menggunakan Drone di wilayah Indonesia
adalah hal yang lazim, tetapi diterbangkan di wilayah obyek vital adalah hal
yang tak lazim. Orang tersebut di lepas begitu saja oleh kepolisian, ketika OX mengambil
drone tersebut. Jika ini terjadi di Gedung Putih, apa yang akan terjadi??
Kedua, hasil rekaman dari drone jenis Phantom 2 ini berisi obyek
vital di daerah Thamrin dan...pantai di Indonesia. Andaikan.. Andaikan.. ya
ini.. Jika ia mata-mata ternyata sangat mudah sekali mengumpulkan data di
wilayah strategis di Jakarta. Catat. Seumpama si Phantom ini tidak terjadi
malfungsi, si OX ini akan mendapatkan data dengan mudah. Memang .. ini hanyalah
kumpulan gedung yang berjajar rapi, tapi bagi dunia militer bisa sangat berguna
untuk memetakan wilayah tersebut. Dan data dari pantai tersebut, dapat
dipetakan garis-garis pantai yang tidak tercover oleh angkatan bersenjata
Indonesia.
Ketiga, lebih parah lagi jika pemetaan ini digunakan untuk
menggerakkan beberapa “antek asing” untuk melakukan operasi x ketika terjadi
kericuhan pemilukada serentak di Indonesia (kericuhan adalah skenario terburuk)
yang akan segera kita gelar di Tanah Air Tercinta ini. Mengapa saya sebut lebih
parah? karena waktunya tinggal di depan mata. Sehingga efeknya akan sangat luar
biasa! Apalagi dengan kondisi rupiah saat ini. Bisa tambah membahayakan, jika
tidak dicarikan anti dotnya.
Sepatutnya kita mencurigai hal-hal yang sepele di mata umum,
karena hal yang sepele itu bisa menjadi masalah yang besar di kemudian hari.
Spesifikasi Phantom dari berbagai sumber:
1.
Failsafe, auto go home dan landing,
jika kehilangan kontak dengan DJI Phantom, pesawat mampu kembali ke posisi
semula.
2.
Kecepatan terbang DJI Phantom 10m/s
(bisa di tingkatkan).
3.
Jangkauan kurang lebih 300 m.
4.
Dilengkapi dengan IOC mode atau
Intelegent Orientation Control.
5.
LED Light.
6.
Harga rentang Rp 7.000.000,00
Terima kasih dan selalu waspada! Maaf kalau ada kata-kata yang
kurang berkenan. Salam ...
(dian eko santoso)