Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku tertarik untuk mengkaji dan
mendalami tawaran 10 kapal selam eks angkatan laut Rusia. Kondisi kapal
selam tersebut dinyatakan masih memadai, namun TNI tetap akan melakukan
verifikasi secara mendalam, sebelum mengambil keputusan.
Kapal selam dari Rusia sudah ada. Mereka membuka kesempatan karena kedekatan dengan kita.
“Saya kira kita tertarik dengan itu. Sampai saat ini masih dilakukan
kajian dan pendalaman. Dan kalau bisa, itu akan lebih bagus, ya,” ujar
Panglima TNI Jenderal Moeldoko di sela-sela raker dengan Komisi I DPR RI
Panglima TNI mengatakan, pihaknya merespons sangat baik atas tawaran
10 kapal selam dari Rusia itu, karena memiliki efek gentar yang cukup
baik. Apalagi kapal selam yang ditawarkan ke Pemerintah Indonesia cocok
dengan kondisi Tanah Air, yakni jenis dan tipe kapal selam kelas
menengah.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan,
pemerintah mendapat tawaran untuk membeli sekitar 10 unit kapal selam
dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam
dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014.
“Kapal selam dari Rusia sudah ada. Mereka membuka kesempatan karena
kedekatan dengan kita,” ujar Purnomo beberapa waktu lalu. Saat itu
Purnomo menyatakan, pemerintah belum bulat untuk menerima tawaran Rusia
karena masih harus mempertimbangkan dan menghitung biaya.
Selain harga kapal selam per unit, pemerintah juga harus
mempertimbangkan besarnya biaya perawatan, pemeliharaan, perbaikan, dan
kesiapan infrastruktur. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah usia
atau masa guna kapal selam tersebut. “Kita sedang survei pangkalan kapal
selam, salah satunya di Palu,”ujarnya.
Pada tahun 2024 , Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan
Indonesia, akan berada pada empat negara kuat di kawasan Asia Tenggara
bersama Singapura, Malaysia, dan Thailand. Bersama tiga negara ini,
Indonesia akan membentuk ASEAN Defense Ministerial Meeting yang kuat
dari ancaman kawasan luar.
Sumber : jurnalparlemen.com